MESKI termasuk wilayah dengan potensi laut yang sangat besar, sejauh ini Provinsi DI Yogyakarta hanya memiliki tiga sekolah yang membuka jurusan nautika kapal penangkapan ikan. Ketiga sekolah tersebut adalah SMK 1 Sanden Bantul, SMK 1 Temon Kulon Progo, dan SMK 1 Tanjung Sari Gunung Kidul.
Di SMK 1 Sanden, jurusan nautika kapal penangkapan ikan (NKPI) mulai dibuka 2004. Pihak pemerintah daerah sengaja membuka jurusan tersebut karena memiliki wilayah pantai sepanjang 13 kilometer. Minimnya teknologi penangkapan ikan membuat potensi Laut Selatan belum tergarap optimal.
"Meski kaya dengan kekayaan laut di sepanjang pesisir selatan, pemanfaatan laut baru mencapai 30 persen. Hasil perikanan tangkap tidak maksimal karena kendala teknologi dan minimnya prasarana infrastruktur. Akibatnya, kesejahteraan nelayan pun sulit naik," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Sugeng Sudaruno.
Potensi ikan di sepanjang pesisir selatan DIY diperkirakan sebanyak 3.497 ton, sedangkan Bantul dengan panjang pantai sekitar 13 kilometer potensinya sekitar sepertiga dari potensi DIY atau sekitar 1.100 ton. Namun, produksi ikan tangkap di Bantul tahun 2009 baru 345 ton.
Jurusan NKPI mencetak pelaut tangguh yang siap bekerja pada perusahaan-perusahaan penangkap ikan. "Hampir 95 persen lulusan kami bisa langsung kerja setelah lulus. Sisanya 5 persen melanjutkan sekolah dan berwiraswasta.
Sebagian besar kerja di luar negeri seperti Korea dan Jepang yang teknologi penangkapan ikannya sudah maju," kata Muhammad Setiawan, guru Jurusan NKPI SMK 1 Sanden.Banyaknya lulusan yang bekerja di luar negeri karena penerapan teknologi penangkapan ikan di Indonesia masih minim.
Besarnya peluang kerja membuat animo NKPI terus melonjak. Pada saat pembukaan, siswanya baru 51 anak, tetapi tiga tahun selanjutnya naik menjadi 69 anak. "Dibandingkan jurusan otomotif dan komputer, jurusan ini memang tidak terlalu banyak peminat. Hanya orang-orang yang ingin jadi pelaut yang tertarik," katanya.
Gedung SMK 1 Sanden terletak di Jalan Samas Bantul. Lokasinya berada tidak jauh dari Pantai Samas. Hal tersebut memang disengaja supaya siswa-siswinya lebih mudah melakukan praktik. Untuk kepentingan praktik, sekolah memiliki tiga unit perahu motor tempel (PMT). "Biasanya kami ada praktik menangkap ikan dengan PMT yang melibatkan nelayan di sekitar Samas," ujar Setiawan.
Idealnya sekolah memang memiliki kapal bertenaga besar untuk kepentingan praktik. Namun, sampai sekarang hal itu belum terealisasi. Oleh karena itu, untuk praktik-praktik skala besar, banyak yang magang di perusahaan-perusahaan penangkap ikan di sejumlah kota seperti Bali, Pati, Pekalongan, dan Batang.
Dalam keseharian, SMK 1 Sanden menerapkan budaya pendidikan ala militer. Misalnya, tentang penggunaan seragam sampai model potongan rambut. Secara khusus sekolah tersebut memang bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, khususnya dalam bidang pembinaan kedisiplinan.